Infeksi saluran
pernapasan akut merupakan kondisi umum yang menyerang sebagian besar masyarakat
pada waktu tertentu. Seluruh dinding saluran pernapasan dilapisi oleh mukosa
yang saling berhubungan sehingga jika terjadi infeksi akan mudah menular ke
bagian saluran pernapasan atas lainnya (Maryani dan kristiana, 2004: 2).
Penyebab ISPA antara
lain pneumonia bacterial, suatu infeksi paru-paru yang membawa korban paling
besar. Namun, pada awal masa kanak-kanan, faktor-faktor resiko yang lainnya
juga penting, seperti Respiratory
Syncytial Virus (RSV) dan virus para
influenza (Hardiyanti, 2003: 41).
Penularan melalui udara di masudkan adalah
cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda
yang terkontaminasi dan tidak jarang penyakit yang sebagian ilmu besar
penularanya adalah karena menghisap udara yang mengandung penyebap atau
mikroorganisme tempat kuman berada (reservoir)
(Iwansain, 2007).
Dalam menentukan
klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok untuk umur 2
bulan sampau kurang 5 tahun dan kelompok untuk umur kurang dari 2 bulan. Untuk kelompok umur 2
bulan sampai < 5 tahun klasifikasi dibagi atas Pneumonia berat, pneumonia, dan bukan pneumonia.
Ciri-ciri pneumonia berat berdasarkan pada adanya batuk atau kesukaran bernafas disertai nafas
sesak atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing)
pada anak usia 2 tahun – < 5 tahun (Prabu, 2009). Sedangkan pneumonia ditandai dengan batas
nafas cepat (fast brething) pada anak usia 2 bulan sampai <1 tahun
adalah 50 kali atau lebih permenit sedangkan untuk anak usia 1 sampai <5
tahun adalah 40 kali atau lebih per menit (Prabu, 2009).
ISPA bukan pneumonia mencakup kelompok
penderita balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan
frekwensi nafas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam. Dengan demikian klasifikasi bukan pneumonia mencakup
penyakit-penyakit ISPA lain diluar pneumonia seperti batuk pilek biasa (common cold), Phryngitis, tonsilitas, otitis atau penyakit ISPA non pneumoni
lainnya (Prabu, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar