Tanjung Priok selalu lekat dengan hiruk pikuk pelabuhan yang
terletak di Jakarta. Setiap orang yang mendengar kata Tanjung Priok pasti
teringat dengan pelabuhan. Padahal, di Tanjung Priok tidak hanya terdapat
pelabuhan namun juga sebuah stasiun tua yang bahkan menjadi salah satu stasiun
tertua di Indonesia.
Bangunan stasiun Tanjung Priok terkenal sangat indah dan menjadi
cagar budaya Indonesia. bangunan tersebut sebenarnya merupakan arsitektur kuno
karena didirikan pada masa pemerintahan Jenderal Johan Wilhelm tahun 1877.
Tujuan utama dibuka stasiun Tanjung Priok tidak lain adalah untuk transportasi
dari pelabuhan ke Batavia.
Pada masa itu pelabuhan Tanjung Priok sangat ramai, bahkan menjadi
salah satu pelabuhan teramai di Asia karena dibukanya terusan suez. Batavia
yang menjadi kota pusat administrative Hindia Belanda merupakan tujuan utama
perjalanan dari pelabuhan Tanjung Priok. Untuk memudahkan transportasi maka
Belanda membuka stasiun tersebut.
Pada tahun 2000 pemerintah sempat menutup stasiun tersebut.
Akibatnya, kerusakan justru terjadi dimana-mana. Ini diakibatkan tidak ada
pemasukan untuk merawat stasiun besar bergaya neo klasik dan kontemporer
tersebut. Kerusakan stasiun juga terjadi akibat adanya kerusakan lingkungan di
sekitarnya.
Pada tahun 2009 PT Kereta Api kembali mengaktifkan stasiun using
tersebut. Pembenahan besar besaran dilakukan demi mempercantik stasiun yang
menjadi warisan bangsa. Tidak cukup sampai disitu, stasiun Tanjung Priok pun
akhirnya dijadikan cagar budaya yang perlu dilindungi keutuhannya.
Sekarang ini fungsi stasiun Tanjung Priok bukan hanya sebagai
tempat naik-turunnya penumpang saja, namun juga untuk kepentingan lain.
Beberapa pasangan memilih melakukan pre wedding di tempat tersebut dengan
alasan keindahan bangunan dan sejarah. Wisatawan lain juga berkunjung untuk
mengambil beberapa jepret foto untuk diabadikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar