Rabu, 09 September 2015

Kaldera



Bila kau selalu memimpikan bidadari dan melakukan segalanya demi bisa berjumpa dengannya, aku telah mengorbankan mimpiku demi mewujudkan keinginanmu.


Jika bidadari punya kesucian diri yang tak pernah disentuh laki-laki manapun, maka aku punya ketulusan cinta yang membuatmu terhormat


Bidadari menunggumu dengan senyuman di istana surgamu, tapi aku menunggumu dengan doa di gubuk reot ini


Bidadari menghulurkan tanganya ketika kau menjadi penduduk surga yang tampan, tapi aku mengusap peluh dan tersenyum memandang wajah bangun tidurmu yang kumal. 


Bila bidadari tersenyum melihat wajah tampanmu, kuberikan senyum saat kau pulang kerja dengan muka masam.


Bidadari akan melayanimu dalam bahagia dan akulah yang berada di sini mengusap airmatamu, bekerja keras demi menunaikan mimpimu, dan mandi peluh demi membesarkan putramu.


Bidadari memiliki kecantikan yang tak terbantah, dan aku punya kasih sayang dan pengorbanan yang sudah terbukti. 


Kelak, bidadari cantik itu akan tunduk patuh pada segala perintahmu saat tidak ada lagi keburukan pada dirimu dan aku yang berontak ketika kau menuju jurang kenistaan.


Kau akan melihat kecantikan bidadari dalam balutan gaun indah, tapi kau akan merasakan kecantikan hatiku meski dengan daster kumuh yang tak disetrika. Bukan karena aku tak menginginkan keindahan suamiku, tapi bibirku terkatup untuk meminta lebih dari apa yang kau mampu.


Bidadari yang kau impikan berhias emas dan mutiara
, sedang hiasanku adalah kesabaran atas kekurangan dan kesederhanaanmu.

Kau pasti berikan pujian atas kecantikan bidadari, tapi akulah yang memujimu dalam diam dengan kesetiaan.


Bidadari hanya akan duduk di kursi empuk istanamu, tapi aku menahan panasnya pantatku di lantai rumahmu.


Kau berjuang keras menuju surganya untuk menjemput bidadarimu, di sini aku berkorban segalanya mendampingi perjuangamu. 


Perjalananmu sekarang adalah menuju istana surgamu untuk menemui bidadari yang telah dijanjikan. Dan aku berada disampingmu, untuk menarik lenganmu saat kereta kita berbelok dari jalan kebenaran.


Kelak, saat kau sampai di istanamu dan bertemu dengan bidadarimu, maukah kau menoleh kearahku walau sekejap? 


Sayang, saat kau terpejam dan bermimpi telah menemui bidadarimu, cobalah untuk membuka mata walau sesaat. Di sana akan kau lihat ukiran senyum di bibirku yang lebih menentramkan dari sekadar kecantikan semata.


Saat kau telah bahagia berdampingan dengan bidadarimu, maukah kau mengingat wanita yang mengantarkanmu ke gerbang istanamu ini? 


Saat bidadari berada disisimu dengan penuh kebahagiaan, aku berkalung kesabaran atas segala keterbatasan. Demi untuk membuktikan ikrar kesetiaanku, telah kulumuri tubuhku dengan airmata kesedihan. Demi untuk menghapus airmatamu yang ketakutan bila kutinggalkan, aku biarkan api kecemburuan menghantam dadaku setiap waktu. 


Demi untuk mempertahankan tahtamu, aku biarkan segala derita menguliti setiap sudut perasaanku. Seandainya saja kau bisa melihatku di sudut kegelapan ini, aku percaya kau pasti memilih untuk melepasku terbang bersama hembusan angin. Agar aku menjadi merpati yang bisa bebas menjelajahi dunianya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar