Bila
kau selalu memimpikan bidadari dan melakukan segalanya demi bisa berjumpa
dengannya, aku telah mengorbankan mimpiku demi mewujudkan keinginanmu.
Jika
bidadari punya kesucian diri yang tak pernah disentuh laki-laki manapun, maka
aku punya ketulusan cinta yang membuatmu terhormat
Bidadari
menunggumu dengan senyuman di istana surgamu, tapi aku menunggumu dengan doa di
gubuk reot ini
Bidadari
menghulurkan tanganya ketika kau menjadi penduduk surga yang tampan, tapi aku
mengusap peluh dan tersenyum memandang wajah bangun tidurmu yang kumal.
Bila
bidadari tersenyum melihat wajah tampanmu, kuberikan senyum saat kau pulang
kerja dengan muka masam.
Bidadari
akan melayanimu dalam bahagia dan akulah yang berada di sini mengusap
airmatamu, bekerja keras demi menunaikan mimpimu, dan mandi peluh demi
membesarkan putramu.
Bidadari
memiliki kecantikan yang tak terbantah, dan aku punya kasih sayang dan
pengorbanan yang sudah terbukti.
Kelak,
bidadari cantik itu akan tunduk patuh pada segala perintahmu saat tidak ada
lagi keburukan pada dirimu dan aku yang berontak ketika kau menuju jurang
kenistaan.
Kau
akan melihat kecantikan bidadari dalam balutan gaun indah, tapi kau akan
merasakan kecantikan hatiku meski dengan daster kumuh yang tak disetrika. Bukan
karena aku tak menginginkan keindahan suamiku, tapi bibirku terkatup untuk
meminta lebih dari apa yang kau mampu.
Bidadari
yang kau impikan berhias emas dan mutiara
, sedang hiasanku adalah kesabaran
atas kekurangan dan kesederhanaanmu.
Kau
pasti berikan pujian atas kecantikan bidadari, tapi akulah yang memujimu dalam
diam dengan kesetiaan.
Bidadari
hanya akan duduk di kursi empuk istanamu, tapi aku menahan panasnya pantatku di
lantai rumahmu.
Kau
berjuang keras menuju surganya untuk menjemput bidadarimu, di sini aku
berkorban segalanya mendampingi perjuangamu.
Perjalananmu
sekarang adalah menuju istana surgamu untuk menemui bidadari yang telah
dijanjikan. Dan aku berada disampingmu, untuk menarik lenganmu saat kereta kita
berbelok dari jalan kebenaran.
Kelak,
saat kau sampai di istanamu dan bertemu dengan bidadarimu, maukah kau menoleh
kearahku walau sekejap?
Sayang,
saat kau terpejam dan bermimpi telah menemui bidadarimu, cobalah untuk membuka
mata walau sesaat. Di sana akan kau lihat ukiran senyum di bibirku yang lebih menentramkan
dari sekadar kecantikan semata.
Saat
kau telah bahagia berdampingan dengan bidadarimu, maukah kau mengingat wanita
yang mengantarkanmu ke gerbang istanamu ini?
Saat
bidadari berada disisimu dengan penuh kebahagiaan, aku berkalung kesabaran atas
segala keterbatasan. Demi untuk membuktikan ikrar kesetiaanku, telah kulumuri
tubuhku dengan airmata kesedihan. Demi untuk menghapus airmatamu yang ketakutan
bila kutinggalkan, aku biarkan api kecemburuan menghantam dadaku setiap waktu.
Demi
untuk mempertahankan tahtamu, aku biarkan segala derita menguliti setiap sudut
perasaanku. Seandainya saja kau bisa melihatku di sudut kegelapan ini, aku
percaya kau pasti memilih untuk melepasku terbang bersama hembusan angin. Agar
aku menjadi merpati yang bisa bebas menjelajahi dunianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar